Sumber: dekoruma
Provinsi Jawa Barat adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak. Wilayah Jawa Barat ini beberapa di antaranya mengapit atau sebagai daerah penyangga Ibu Kota Jakarta, di mana banyak sekali kawasan industri dan juga properti. Meski begitu, Jawa Barat yang mayoritas populasinya adalah suku Sunda.
Masyarakat Sunda dikenal sangat ramah, sopan, murah senyum, bersahaja, dan selalu suka bersikap optimistis. Namun di bali itu, apa yang mereka sandang, dan apa saja yang menjadi pengaruh keseharian mereka. Bukti nyata bahwa bukan hanya gaya bahasa mereka saja yang menciptakan karakter ramahnya Urang Sunda, akan tetapi rumah adat Jawa Barat juga menjadi faktor pembentukan sifat seseorang. Rumah adat di Jawa Barat yang masih dipertahankan rata-rata berada di kampung – kampung adat, yang masih menerapkan budayanya secara turun temurun.
Ternyata, dari rumah-rumah adat yang ada di Jawa Barat memiliki filosofi tersendiri. Filosofi yang terkandung didalam Rumah Adat Jawa Barat ternyata tidak sembarang karena di setiap susunan ukiran, bentuk struktur rumah, serta desain yang sederhana dapat mengunggah gairah seseorang untuk senantiasa bersyukur atas nikmat Tuhan Yang Maha Esa.
Tak hanya itu, Rumah Adat Sunda juga memiliki ke kokohan dari setiap sendinya dapat menahan masalah-masalah geografis seperti longsor, angin, hujan, serta dapat menyelamatkan dari bahanya cuaca ekstrem.
Nama-Nama Rumah Adat Sunda
foto: basasunda.com
Rumah Adat Jawa Barat banyak memiliki perbedaan yang disebabkan perbedaan wilayah dan daerah masing-masing. Biasanya rumah tersebut diimbangi dengan kondisi lingkungan tanah air mereka, perbedaannya juga terlihat dari bahan-bahan yang pas untuk dijadikan sebuah rumah.
1. Togog Anjing
foto: dekoruma
Rumah adat Togog Anjing adalah rumah yang paling populer di wilayah Garut. Contoh ini terlihat dari dari beberapa bungalow, hotel, serta tempat penginapan di di tempat wisata banyak menggunakan desain atap Rumah Togog Anjing.
Atap yang menjadi populer tersebut biasa disebut dengan Sorondoy, kegunaannya sebagai peneduh pada bagian teras rumah depan. Ciri-ciri rumah Togog Anjing memang menyerupai bentuk seperti anjing yang sedang duduk. Lalu di bagian atapnya terdapat 2 atap yang menyatu sehingga membentuk segitiga, dilanjutkan dengan atap yang satunya menyatu ke bagian depan.
2. Badak Heuay
foto: basasunda.com
Rumah adat Badak Heuay ini paling populer di wilayah Sukabumi. Hingga sampai saat ini pun masih banyak yang menggunakan desain rumah ini. Rumah ini dinamakan Badak Heuay, karena dari bentuknya seperti Badak yang sedang menguap. Kata ‘Heuay’ dalam Bahasa Sunda berarti sedang menguap. Pada bagian suhuan di tepian yang melewati pertemuan, di bagian sinilah tampak persis menyerupai badak yang sedang menguap.
3. Julang Ngapak
Rumah adat ini lebih banyak ditemui di daerah Tasikmalaya. Julang Ngapak artinya burung yang sedang mengepakan sayapnya. Dari ciri-ciri rumah adat sunda yang satu ini memang seperti burung yang sedang mengepakan sayapnya, lihat saja desain atap rumah di setiap sisinya tampak melebar seperti burung yang hendak terbang. Pada umumnya di bagian bubung Imah Sunda dilengkapi dengan cagak gunting atau capit, hal ini bertujuan dengan untuk mencegah curah air hujan yang menyerang sehingga air tidak mudah rembes.
4. Capit Gunung
Jenis rumah ini sebenarnya rumah yang sederhana. Nama Capit Gunung diambil dari karakteristik rumah ini yang memiliki desain seperti gunting. Capit gunting tersebut berada di atap rumah yang dihasilkan oleh persilangan kayu pada bagian puncak sisi ujung rumah. Estetika tersebut yang menjadikan rumah ini bertambah menarik peminat, akan tetapi tak banyak juga masyarakat Sunda yang hendak membangun rumah adat menggunakan desain rumah Capit Gunting.
5. Suhunan Jolopong
Imah Jolopong adalah rumah yang paling populer di Jawa Barat, dari nama rumah ini berarti “terkulai” yakni memiliki atap rumah yang tergolek lurus. Bentuknya seperti pelana yang memanjang serta sangat sederhana karena pada atap rumah ini tidak satupun terdapat pernak-pernik atau desain lingkuk yang rumit.
Jolopong sama dengan rumah adat sebidang dengannya juga memiliki dua bidang atap yang kedua bidang atap ini di pisahkan oleh jalur suhunan di tengah bangunan rumah. Batang suhunan tersebut sama panjang sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap yang menyebelah lawan arah, adapun suhunan lainnya rata lebih pendek dibandingkan dengan suhunan yang memotong tegak lurus di kedua ujung suhunan.
Dari riset penelitian yang di tanyakan kepada masyarakat Sunda, mereka lebih suka dengan desain rumah Jelopong. Itu karena selain bentuknya yang sederhana, desainnya yang lebih mudah, biaya pembuatan rumah yang sedikit murah dan lebih hemat material.
6. Parahu Kumureb
Seperti namanya, rumah ini jika dilihat sekilas tampak seperti perahu yang terbalik. Desainnya memiliki empat bagian utama yaitu bagian depan dan belakang berbentuk trapesium, serta pada bagian sisi kiri dan kanannya berbentuk segitiga sama sisi.
Adapun pada bagian atap rumah banyak sekali sambungan, sehingga jika turun hujan rumah ini akan cepat rembes, tak heran masyarakat Sunda tidak banyak menggunakan desain Rumah Parahu Kumureb. Meski tidak terlalu terkenal rumah adat perahu Kumureb bisa ditemukan di daerah Ciamis, di sana masih banyak menggunakan desain rumah Perahu. Adapun Di daerah Palembang bentuk rumah adat seperti ini menjadi istilah desain atap Linmas.
Belum ada komentar
Temukan inspirasi untuk kebutuhan desain, konstruksi dan keluarga dari para master terpercaya.
Silahkan Login terlebih dahulu untuk Komen
Login disini